nyoba' ajer ngeblog ca'na pas pangajeren kuliah,mandheren amanfaathe.amin. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

anak bermasalah


URGENSI PEMBAHASAN ANAK BERMASALAH
Yang di maksud dengan perbedaan individu di antara anak-anak yaitu mereka dengan latar belakang kepribadian yang berbeda, mereka ada yang miskin dan ada yang kaya, mereka ada yang bodoh dan pintar, yang suka patuh dan yang suka menentang, maka sekolah sebagai miniatur masyarakat yang bermacam-macam dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Dengan adanya berbedaan seperti di atas maka ada sebagian siswa yang di katagorikan sebagai siswa yang bermasalah, dan harus di pahami latar belakang masalahnya, bentuk-bentuk masalah yang di hadapi siswa tersebut sekaligus teknik-teknik penangannya. Masalah-masalah yang meraka hadapi terkadang hanya cukup diselesaikan oleh wali kelas dan ada juga sebagian dari mereka yang sampai di tagani oleh Petugas BP, dan bahkan ada yang bermasalah serius sampai perlu di hadapkan ke psikiater.
Jelas bahwa urgensi pembahasan anak bermasalah dalam kajian pembahasan anak bermasalah tidak dapat diabaikan, secara ringkas urgensinya yaitu adanya pemahaman secara lebih menyeluruh dan mendalam tentang perbedaan-perbedaan antar siswa atau individual, pengenalan diri apabila ada kecendrungan penyimpangan perilaku diantara para siswa dan mengetahui teknik-teknik menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi.
Seorang di katagorikan sebagai anak bermasalah apabila anak tersebut menunjukkan gejala-gejala yang penyimpang dari perilaku yang lazim di lakukan oleh anak-anak pada umumnya, dan penyimpangan perilaku-perilaku ada yang sederhana misalnya : mengantuk, suka menyendiri, terlambat datang atau masuk kelas dan ada juga yang ekstrim misalnya : sering membolos sekolah, memeras teman-temennya atau pun tidak sopan kepada orang lain juga kepada gurunya.
Banyak orang dan masyarakat yang berpandangan bahwa apa yang ada dan masalah yang terjadi pada seseorang itu adalah merupakan suatu aksi yang akan menimbulkan reaksi yang semata-mata merupakan perilaku mereka sendiri yang lepas dari kontrol dan latar belakang yang menyebabkannya, misalnya : seorang siswa yang mengantuk dalam kelas atau dalam pelajarang berlangsung mungkin hal ini sering di terima sebagai kemalasan murid yang terpuji, padahal tidak hanya seperti itu yang mengakibatkan seorang siswa mengatuk dalam kelas melaikan ada faktor lain yang menyebabkan siswa ngantuk dalam kelas bisa jadi karena kelemahan dari semalam bekerja membanyu orang tua.
Jelaslah sudah bahwa apa yang di lakukan oleh seorang murid tidaklah merupakan satu aktifitas yang independen, akan tetapi sangat berkaitan dengan aktifitas sebelumnya, oleh karena itu jika ada msalah hatuslah di telusuri sampai pada pokok pembahsan masalahnya. Hal ini perlu di telusuri untuk menghindari  adanya keperluan yang kurang sesuai. Secara garis besar soal masalah-maslah siswa dapat dikelompokkan menjadi dua : internal dan eksternal.
A.    Internal : sebab-sebab yang berpangkal dari kondisi si murid itu sendiri, hal ini terjadi karena bermula dari adanya kelainan fisik yang terjadi kepada anak-anak yang menderita fisik akan merasa tertolak untuk hadir dan bergaul di tengah-tengah temannya yang normal, kelainan fisik sangatlah banyak bentuknya yaitu buta, bermata satu, bisu tuli, kaki kecil satu atau bahkan lumpuh total. Maka dari itu agar mereka tidak tersisihkan dan di kucilkan oleh temen-temannya yang normal dan demi masa depan negara menyelenggarakan pendidikan yang khusus buat merak yaitu sekolah khusus atau sekolah luar biasa. Sebuah lembaga yang di rancang khusus untuk mereka agar percaya diri, betah dalam menerima pelajaran atau materi yang khusus untuk mereka akan membuat mereka berani menghadapi relita kehidupan.
Juga akan terjaid kepada mereka yang mempunyai kelainan dalam psikis, kelainan psikis adalah kelainan yang terjadi pada kemampuan berpikir (kecerdasan) seornag anak, yang terjadi secara inferior (lemah) maupun superior (kuat), maka tidak dapat di pungkiri bahwa anak-anak memang memiliki taraf kecerdasan (I.Q) yang berbeda-beda. Klasifikasi kecerdasan anak-anak sebagai berikut :
Ideot : I.Q kurang dari 30
Embisil : I.Q 30 – 49
Debil : I.Q 50 – 69
Border Line : I.Q 70 – 79
Bodoh : I.Q 80 – 89
Sedang, rata-rata : I.Q 90 – 109
Cerdas : I.Q 110 – 119
Cerdas Sekali : I.Q 120 – 139
Genius : I.Q 140 – ke atas
Alternatif terbaik untuk mendidik mereka adalah dengan mengumpulkan dalam satu kelas atau satu sekolah khusus yang mendidik mereka.
B.     Ekternal : sebab-sebab eksternal hadir di sebabkan oleh faktur dari luar si murid yang akan menerima nilai-nilai dari dalam keluarga dan dengan seperti ini si anak bisa mensosialisasikan dirinya. lingkungan keluarga adalah hal pertama kali yang akan di kenal oleh si anak, dengan keluarga si anak ini akan tumbuh sejak kecil yang di sebut Media Montessori (masa peka), presepsi dasar ini akan memperngaruhi pertumbuhan si anak jika orang tuanya bersifat otoriter maka si anak akan berkembang dengan sikap yang otoriternya juga dan keras kepala, jika di didik dengan kemudah maka kesan yang di terima oleh si anak adalah segalanya akan mudah dan dia akan sangat tersiksa dan terpukul jika menghadapi beberapa kesulitan dalam memahami dalam satu bahan pelajaran dan di pastikan si anak ini akan memberontak. Dari beberapa ahli menyebutkan bahwa perkembangan si anak dalam keluarga adalah hal sangat menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya. Bukan hanya dalam keluarga terdapat juga dalam pergaulan sebagai lingkungan kedua dari perkembangan si anak, jadi lingkungan pergaulan juga mempunyai andil yang sangat berarti bagi perkembangan psikis anak jika lingkungan baik si anak akan juga ikut baik namun sebaliknya, bila si anak di didik dengan ke jujuran dan lingkungan atau pergaulannya dalam lingkungan berbohong hal inilah jiwanya akan selalu bergoncang. Faktor dari luar yang lainnya yaitu dalam pengalaman hidupnya, pepatah mengatakan “pengalaman adalah guru yang terbaik” dengan pepatah ini mengajarkan bahwa pengalaman masa lalu tak akan pernah hilang dan semuanya akan tersimpan rapi di memory otaknya, jika pengalaman itu terulang lagi maka reproduksi ingatan secara otomatis akan segera terproses, demikianlah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya masalah pada siswa alangkah sangat bijak apabila guru maupun petugas bimbingan memahami benar akan kenakalan itu lebih dulu sebulum memberikan langkah keluar bagi pemecah para siswa.
Segala yang terjadi di sini bahwa apa yang ada hanyalah merupakan akibat jadi bukan penyebab, sebab yang terjadi pada siswa dapat di bagi menjadi dua yaitu Regresif bentuknya seperti suka menyendiri, pemalu, penakut, mengantuk. dan Agresif bentuknya seperti bohong, suka bikin onar, memeras teman, beringas, dan perilaku yang bisa menarik perhatian orang lain. Perilaku yang bersifat Regresif biasanya ditujukan oleh anak-anak dengan kepribadian Introvert sedangkan yang Agresif biasanya di tunjukkan pada anak-anak yang berkepribadian Extrovent, namun ini tidak bisa di jadikan patokan untuk menilai kepribadian seorang anak. Apabila kita singkronkan antara bentuk-bentuk dan faktor-faktor dari kenakalan anak kita akan dapati bahwa ada hubungan yang korelatif antara keduanya, pemahaman terhadap keduanya akan membuat penanganan terhadap masalah akan semakin mudah.
Secara sistematis langkah-langkah yang perlu di ambil meliputi :
·         Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang
·         Wawancara yang dialogis diusahan akan mendapat jawaban sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah
·         Memahami keberadaan si anak dengan sedalam dalamnya
·         Menunjukkan cara penyelesaian masalah yang tepat untuk di renungkan oleh si anak dan kemudian di kerjakan
·         Menemukan segi kelebihan anak agar diaktualisir guru mengatasa kekurangannya
·         Menanamkan nilai spiritual yang benar


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0