Peta kelompok teroris di indonesia
Kelompok teroris merupakan sebagai suatu kelompok yang
memiliki tujuan atau aktifitas tindakan pidana terorisme, jika membahas
terorisme maka akan selalu tersangkut dengan istilah terorisme, kelompok
teroris, teror dan tindak terorisme.
Teroris merupakan “a
method of combat in which random or symbolic victims become targets of
violence. Through the previous use of violence or the credible threat of
volence, onher members of a group are put in a state of chronic fear (terror)”.
(A. Schmid, ahli dalam bidang politik dan terorisme).
Sementara itu yang di maksud dengan teror adalah usaha
untuk menciptakan kekuatan,, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau
golongan. Maka dari itu kelompok teroris selalu menggunakan kekejaman untuk
menimbulkan rasa takut dengan cara yang tidak sah dan di lakukan untuk mencapai
suatu tujuan politik.
Kekeraasan yang di lakukan kelompok teroris merupakan
tindak pidana terorisme. Menurut Undang-Undang No 15 Tahun 2003 (Pasal 6 dan 7)
adalah :
- Suatu tidakan yang di lakukan oleh orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal, denga cara merampas kemerdekaan atau hilang nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional.
- Suatu tindakan yang di lakukan oleh setiap orang yang secara melawan hukum untuk memasukkan ke indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dari indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya dengan maksud untuk melakukan tindakan pidana terorisme.
Unsur-unsur teroris :
- Mengeksloitasi kelemahan manusia secara sistematik.
- Adanya menggunakan ancaman atau mengunakan kekerasan.
- Adanya tujuan politik yang ingin di capai.
- Adanya sasaran yang umumnya manyarakat sipil.
- Dialkukannya perencanaan dan persiapan secara rasional.
Kelompok Noordin M. Top
Kelompok teroris yang di pimpin oleh Noordin M. Top
merupakan kelompok teroris sempalan dari Jamaah Islamiyah, dan mereka mulai
memisahkan diri sejak terjadinya peristiwa peledakan Hotel Mariott tahun 2003,
dan kelompok ini memiliki dua nama yaitu Thoifah
Muqotilah (pasukan tempur) dan Tanzim
Qoidatul Jihad (nama resmi Al Qaeda). Kemudian pendirian kelompok ini di
latar belakangi oleh perang irak dan Afghanistan yang di kobarkan oleh Amerikak
Serikat setelah peristiwa 9/11, sebagai kelompok teroris islam ini mengadopsi
ideologi Al-Qaeda yang menjadikan kaum kafir jauh dan sebagai musuh utama yang
harus di perangi. Tujuan kelompok ini untuk menyerang kepentingan Amerika Serikat
dan sekutunya di indonesia, untuk mencapai tujuannya di gunakan strategi
perjuangan nikayah (balas dendam).
Kemudian kelompok Noordin M.Top ini tidak hanya dari
anggota Jamaah Islamiyah namun juga ada anggota dari islam radical yaitu KOMPAK
dan Darul Islam, yang beranggotakan kurang lebih 18 orang. Kelompok Noordin M.
Top ini menggunakan metode clandestine dalam
setiap operasinya dan bom bunuh diri, dan pendanaannya juga dari Al Qaeda di
salurkan kepada kelompok melalui hambali. Kelompok ini sudah melakukan 3kali
mengeboman, pertama kelompok ini mengebom Hotel JW Mariott di jakarta pada 5
Agustus 2003 yang di lakukan oleh Asmar Latin Sani dengan mengunakan Bom mobil
Toyota Kijang dengan no polisi B 7462 ZN
peristiwa ini menewaskan 12orang dan 150orang luka-luka. Dalam operasi
ini hanya kelompok kecil dari Jl berbasis di sumatra dan alumni Luqmanul Hakiem, pondok pesantren Jl
malaysia dan alumni ponpes Al-Mukmin
Ngruki, solo.
Aksi kedua dari kelompok ini adalah pengeboman
terhadap Kedubes Australia yang di lakukan pada tanggal 9 september 2004 di
jakarta, ini merupakan aksi terbesar ketiga di indonesia setelah Bom Bali 2002
dan Bom JW Marrriott 2003 dari kelompok Noordin. Mereka menggunakan sebuah bom
mobil yang di ledakkan di depan Kedaulatan Besar Australia pada pukul 10:30
WIB, dengan bom bunuh diri yang benama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan
van mini jenis Daihatsu berwarna hijau, dan yang terlibat adalah Ahmad Hasan,
Apuy, dan Sogir alias Abdul Fatah. Mereka menggunakan tga jaringa yaitu, devisi
Jl Jawa Timur para alumni dari pondok pesantren Jl di Jawa Tengah dan kelompok
Darul Islam Jawa Barat yang menyediakan bom bunuh diri.
Aksi ketiga yaitu Bom Bali ll pada 1 oktober 2005,
dengan sasaran Raja’s Cafe kuta dan Cafe Nyoman jimbaaa dengan korban
15orang asli indonesia, 4orang dari
australia dan 1orang dari jepang. Pelaku bom bunuh diri ini adalah Muhammad
Salik Firdaus, Misno alias Wisnu dan Aip Hidayat dan kelompok ini meminta
bantuan dari jaringan untuk mencari dan melatih anggota baru dan siap
meledakkan diri.
Namun sekarang kelompok ini melemah akibat penangkapan
besar-besaran yang di lakukan oleh polisi, walau Noordin M. Top sampai 2009
belum tertangkap dia mengalami kesulitan dalam dana dan foot soldier dan sekarang Noordin berlindung kepada Jamaah
Islamiyah dan sebagai balasannya meminta tidak melakukan aski-aski pengeboman.
Kelompok Teroris Poso
Kelompok Teroris Poso ini muncul karena akibat konflik
kumunal antara warga muslim dan warga
kristen poso pada tahun 2000, konflik ini mendorong warga muslim Poso untuk
mengorganisasi dan mengkonsolidasi dari agar terlindung dari serangan warga
kristen. Kelompok teroris Poso ini muncul dengan tujuan memerangi warga kresten
setempat, namun perkembangannya perlakuan polisi atas umat islam yang mereka
anggap tidak adil akhirnya kelompok teroris Poso ini mengarahkan
perjuanganuntuk memerangi polisi sebagai repressentasi dari pengausa thoghut (kafir).
Kelompok Poso ini masih terkait erat dengan Jamaah
Islamiyah denagn menjalin kerja sama pelatihan militer pada agustus 2000, maka
ideologi dan tujuan perjuangan kelompok ini banyak mengunakan ideologi jihad qital dan bertujuan menegakkan
agama islam, hanya saja kelompok ini tidak menargetkan islam jauh AS sebagai
musuh utamanya melainkan kafir asli yang dekat dengan mereka (warga kristen
local) dan penguasa murtad atau thoghhut (polisi dan pejabat lokal).
Kelompok teroris poso ini pada awalnya di pimpin oleh
Ustadz Rain dan memiliki 35orang anggota yang memiliki keteampilan operasi
militer yang di peroleh dari letihan militer di kamp militer Jl Ampana
kabupaten Tojo Una-Una dan 10orang anggota bertugas untuk melaksanakan
operasi-operasi terorisme khasus seperti kahasus pengeboman dan pembunuhan.
Kemudian pada Tahun 2002 kelompok poso ini di bawah
kendali yang di pimpin oleh Slamet Raharjo alias Hasanudin yang kemudian
kelompok ini memiliki devisi militer elite yang bertugas untuk melaksanakan
operasi-operaasi terorisme, dan tingkat pendukung yang bertugas memberikan
dukungan terhadap keberhasilan pelaksanaan operasi. Lalu devisi dakwa yang di
pimpin oleh Ustadz Sahal ysng hanya bertugas memberikan pendidikan agama
tentang jihad kepada para anggota. Kelompok poso ini beranggotakan kurang lebih
dari 14orang anggota.
Kelompok poso ini memiliki dan dari beberapa sumber
yakni infaq (sumbangan) bulanann para
anggota, fa’i (perampokan),
sumbangan-sumbangan, dan potongan-potongan dari kontrak-kontrak melalui kader
yang di tempatkan secara strategis di kantor-kantor pemerintah lokal, semua
dana tersebut berasal dari poso.
Dalam operasinya kelompok poso ini menggunakan metode clandestine metode ini di jalankan
dengan membagi kelompok dalam sel-sel kecil yang terdiri dari tiga sampai lima
orang di setiap unit operasi diantara unit harus terjadi kompartementalisasi
sehingga informasi dan identitas anggota terlindungi. Seperti pada pengeboman
di Tentera yang mengerakkan 4sel yang pertama bertugas menyimpan bahan-bahan,
merakit bom dalam operasi ini antar anggota tidak ada informasi, membawa bom ke
target pengeboman, dan yang ke empat meledakkan bom. Karna tidak adanya
informasi maka mereka tidak tau siapa yang telah menjalankan tahap satu, dua
dan sebagainya.
Meskipun kelompok ini ada di bawah kendali namun
taktik yeng mereka jalani sangat berbeda namun juga masih menggunakan
pengeboman, namun spesialisasi menggunakan taktik pembunuhan dengan sasaran
tertentu, dalam pembunuhan secara khiusus mereka menggunakan penembakan dan
pemenggalan kepala. Yang akhirnya kelompok ini banyak menelan korban jiwa dan
menimbulkan ketakutan dalam masyarakat sampai jamuari 2007, kelompok ini telah
melakukan 14aksi dengan rincian sebagai berikut :
- Pada 16 November 1003 membunuh bendahara Gereja Protestan Sulawesi Tengah dan supirnya.
- Membuhun Jaksa Palu, Fery Silalahi penembah bersepeda motor bulan mei 2004.
- Membunuh istri perwira TNI-AD juli 2004 karena beragama kristen.
- Membunuh tokoh kristen Pastor Susianti Tinulele juli 2004.
- Membunuh dan memenggal kepala dasa Carminalis Ndele November 2004.
- Mengebom pasar sentral Poso, emnewaskan 6orang.
- Mengebom Gereja Imanuel di Palu Desember 2004.
- Merampok uang gaji pemda Poso sejumlah Rp. 489 juta april 2005.
- Mengebom pasar sentral Tentena dan menewaskan 22orang mwi 2005.
- Agustus 2005 membunuh Budianto dan sugito di curigai sebagai infoman polisi.
- Membunuh Agus Sulaeman anggota polisi pada oktober 2005.
- Pada oktober 2005 membunuh dan memenggal kepala tiga siswa SMU yang beragama kristen.
- Desember 2005 melakukan pengeboman di pasar babi dan menewaskan 7orang.
- Mencoba membunuh Kapolres poso pada januari 2006.
Kelompok ini tidak bekerja sendirian namun banyak
jalinan kerja samma yang mereka lakukan antaranya dengan Mujahidin KOMPAK atau Mujahidin
kayamanya dan kelompok Ustadz Adnan
Arsel. Kelompok poso menyediakan logistik dan amunisi abagi kelompok KOMPAK
dalam pertempuran melawan warga kristen Desa Beteleme, dan bagi kelompok Ustadz
kelompok poso menyediakan tenaga pengajar agama di pompes Al-Amanah dan Ulil
Albab dan pelatihan militer.
Dan kemudian kelompok poso melemah di akibatkan ketika
sebagian anggota di tangkap polisi dan menyerahkan diri, para anggota banyak
menginformasikan mengenai para pemimpin dan aktifitas kelompok. Informasi ini
kemudian di gunakan oleh polisi untuk emlakukan pengerebekan dan penangkapan besar-besaran
terhadap para pemimpin dan anggota kelompok pada 11 januari 2007 dan 22 januari
20007. Dan polisi berhasi membunuh Ustadz Rian menangkap Hasanuddin pemimpin
kelompok teroris poso dan anggota-anggotanya.
Kelompok teroris palembang
Kelompok ini adalah kelompok baru
yang juga terkait dengan Jamaah Islamiyah, yang di dirikan pada Agustus 2006
oleh Abdurrahman Taib, Fajar Taslim dan Sulthon Qolbi alias Ustadz Asadollah.
Kelompok ini berdiri karena kebencian para pemimpin dan anggotanya atas
kegiatan kristenisasi di wilayah sumatra, dan menganut ideologi jihad qital
yang menargetkan kaum kafir asli (kristen) sebagai musuh utama. Dan bertujuan
untuk memberantas kegiatan kristenisasi namun kemudian bertujuan memeangi kaum
kafir jauh (Amerika Serikat dan Negara Barat). Untuk mewujudkan cita-cita
kelompok ini menggunakan strategi iqomatuddin
(menegakkan agam islam dengan jalan dakwah), namun pengaruh dari Jamaah
Islamiyah kemudian menggunakan strategi perjuangan nikayah, yang berarti melakukan serangan balas dendam terhadap
kepentingan orang Barat Amerika Serikat.
Kelompok ini di pimpin oleh seorang
pengurus FAKTA cabang palembang yang
bernama Abdurrahman Taib Musa alias Kosim alian ivan yang di bantu oleh Fajar
Taslim dari kelompok Jamaah Islamiyah yang berkewarganegaraan Singapura. Dan
dalam kelompok ini terdapat seorang pelatih pembuat bom yang bernama Reno alias
Tedi alias Aji bekar anak buah dari Dr. Azhari, dan anggota kelompok palembang
ini hanya kurnag lebih tujuh orang anggota saja.
Dan pada pendanaan kelompok ini
tedapat dari beberapa sumber seperti iuran pribadi para anggota dan sumbangan
dari pihak-pihak luar, mengajukan proposal kegiatan keagamaan fiktif ke
perusahaan-perusahaan swasta, dan dengan iuran penipuan ini kelompok ini telah
mengumpulkan dana sejumlah Rp. 11.632.000,- yang di pakai untuk mendanai
operasi-operasi terorisme, perampokan di lampung juga perupakan upaya mereka
dalam mendapatkan dana namun gagal karena pelaksanaan di lapangan tertangkap
dalam operasi tertip lalu lintas.
Aktifitas kelompok palembang
terlibat dalam tiga kegiatan terorisme dua aksi pembunuhan dan satu pengeboman,
dari aksi tersebut hanya satu yang berhasil di laksanakan yaitu pembunuhan pada
Dago Simamaro seorang guru dan aktivis di sebuah SMP palembang. Di bunuh hanya
karena melecehkan siswi didiknya selan dituduh mengajarkan agama kristen kepada
murid-murid islam.
Dua aksi
lainnya adalah :
- Pada oktober 2006, dilakukan usaha pembunuhan terhadap seorang pendeta bernama Yosua Winadi di bandung. Membunuhan ini di latar belakangi kebencian para pemimpin dan anggota terhadap kegiatan penyebaran agama kristen namun gagal karna pendeta berhasil melepaskan diri ketika salah satu anggota teroris menjerat leher dengan seutas tali selain itu juga mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan bahkan salah seorang dari anggota teroris (sulthon) di tangkap massa dan di tahan di polres cimahi bandung.
- Pengeboman di daerah wisata Bukittinggi Sumatera Barat di Cafe Badudal dan Cafe Apache alasannya adalah karena wisatawan asing sering mengunjungi tempat itu, namun rencana ini gagal lagi karena pada saat pengeboman pengunjung yang datang malah kebanyakan wanita yang berjilbab.
Kelompok palembang ini tidak lepas dari konflik
internal dan terjadi friksi antara Ani Sugandi dan Sulthon, Ani mengatakan
bahwa cara yang tepat untuk menegakkan Syariat Islam adalah dengan dakwah dan
memberikan Tarbiyah (pendidikan)
agama islam kepada masyarakat, dan Sulthon mberpendapat bahwa Jihad Qital (jihad dengan kekerasan dan
perang) dan Nikayah (aksi-aksi balas
dendam) merupakan cara yang paling tepat untuk menegakkan agama islam dan
kemudian dengan adanya konflik ini mereka berdua tidak berbaiat dan tidak
menjadi anggota kelompok teroris palembang.
Kelompok ini berakhir ketika polisi berhasil
membongkar ren cana pengeboman di Cafe Bedudal dan Cefe Apache di padang. Semua
kelompok berhasil di tangkap dan di penjarakan terkecuali pelatih pembuatan bom
yang samapai 1 juni 2009 masih buron. Muhammad Hasan di vonis 18tahun penjara,
dan yang lainnya di vonis 12tahun penjara.
Kelompok jamaah As Sunnah
Kelompok ini merupakan kelompok islam radical yang
dalam reori Ehud Spriznak sedang memasuki periode kedua, kelompok ini berbasis
di Mesjid As-Sunnah di Bandung, dan mulai aktif pada Tahun 2000 ketika konflik
Ambon sedang bergolak. Kelompok ini jarang terekspose karena rencana operasi
mereka yang clandestine, kelompok ini
di pimpin oleh seorang Amir Jihad yang
sekaligus Imam Majid As-Sunnah sampai 2008, di mantu oleh sekretaris,
bendahara, bidang dakwah, ketua bidang ekonomi, ketua bidang data dan informasi
serta komandan laaskar.
Jamaah As-Sunnah ini menganut paham Salafiyah yang menekankan pada ajaran Tauhid dan jihad, hal yang sangat di
pegang oleh kelompok ini adalah mengaggap bahwa demokrasi adalah suatu agam
kafir yang tidak boleh di ikuti, karena demokrasi meletakkan kedaulatan di
tangan rakyat, bukannya di tangan Allah.
Mengenai musuh islam yang paling utama sebagai
pemerintahan yang menolak syariat islam yang secara geografis tinggal dekat
dengan kelompok ini, maka mereka berpendapat bahwa memerangi musuh yang lebih
dekat adalah lebih utama dari pada memerangi musuh yang lebih jauh, dan mereka
yakin orang kafir yang terdekat lebih besar bahayanya dari pada oreng kafir
yang tinnggal jauh.
Musuh utama kelompok ini adalah orang murtad, bagi
kelompok ini mereka yang mengaku islam namun tidak pernah menjalankan syariat
islam wajib di epangi terlebih dahulu dari pada orang kafir asli, bukan hanya
di perangi melainkan juga harus di bunuh meskipun tidak memeiliki kemampuan
untuk berperang. Kelompok ini berdiri dengan tujuan untuk menegakkan syariat
islam dan membuat pemerintahan Indonesia agar menerapkan syariat islam secara
total.
Dan strategi yang di gunakan oleh kelompok ini demi
mencapai tujuannya itua dalah dakwah wal jihad (dakwah dan jihad).
Dakwah di lakukan untuk memberikan Tarbiyah
(pendidikan) tentang perlunya penegakan syariat islam kepada calon-calon
anggotayang sudah ada, pendidikan ini juga mendidik para istri dan anak-anak
anggota mereka agar memahami jihad dan konsekuensinya.
Jihad di sini dalam pandangan kelompok ini merupakan Qital, perang secara fisik melawan
penguasa murtad. Untuk melakukan jihad kelompok ini melaksanakan Tadrib askariyah (latihan militer).
Jihad di lakukan secara clandestine untuk
menghindari deteksi dan monitor dari pihak keamanan, oleh karena it kelompok
ini jarang menyebutkan nama kelompok mereka kepada anggota kelompok islam
radikal lainnya apalagi kepada msyarakat luar.
Anggota dari kelompok ini kurang lebih beranggotakan
20orang dari mahasiswa, karyawan, pedagang, dan petani. Mereka juga berasar
dari jawa tengah, jawa barat dan lain-lainnya, mereka juga merekrut anggota TNI
dan universitas-universitas. Cara merekrut anggota kelompok ini dengan cara :
- Mendatangi Mesjid, rumah, tempat belajar, atau tempat bekerja.
- Mengajukan topik diskusi mengenai kafirnya demokrasi dan perlunya berjihad, lalu jika sepaham dengan pemikiran Jamaah As-Sunnah maka akan di berikan bahan bacaan misalnya tentang Millah Ibrahim, Agama Demograsi, dan Tarbiyah Jihadiyah. Kemudian di undang dalam acara mengikuti tailim (kajian) rutin tiap minggu mengenai jihad dan permsalahan-permasalahan jihad. Dalam 4minggu akan di suruh memebaca Al Asasiyah Fil Iddadil Uddah (kitab tentang persiapan jiahd), Ma’alim Asasiyah Fil Jihad (panduan fiqih jihad), Al Jami’ (penduan membangun jjihad), dan Tarbiyah Jihadiyah (pendidikan jihad, karangan Abdullah Azzam).
·
Kemudian di
seleksi untuk menjadi laskar :
o Beragama islam
o Mengikuti manhaj salaf
o Mampu
membaca Al-Qur’an dan menulis arab
o Sehat jas
manani dan rohani
o Mampu
menjaga rahasia
o Bersedia
mengikuti tadrib askariyah
o Bersedia
taat kepada amir jamaah
Pendanaan dari anggota ini berasal dari iuran anggota,
sumbangan dari pemimpin, dan sumbangan dari simpatisan. Sumabangan mereka
5000,- sampai dengan 100.000,- perbulan, kalau pemimpin dari 200rb sd 3jt /bln.
Dana yang terakhir itu dari mantan pejabat Kodam Siliwangi dan pengurus Majelis
Mujahidin Indonesia.
Dalam sttrategi yang mereka gunakan adalah pembunuhan
dan pengeboman, namun merek atidak pernah melakukan aksi pengeboman tapi mereka
terus belajar cara merakit dan membuat bomyang dari Al Qaeda. Pada agustus 2005
seorang simpatisan dari Bandung yang bernama Firman menawarkan sebuah mobil
untuk dipakai pengeboman Kedaulatab Besar Amirika Serikat, namun di tolak
karena tidak yakin akan bersih dari intelijen Indonesia, khususnya intel Kodam
Siliwangi.
Walau belum pernah melakukan pengeboman, kelompok ini
sudah menyiapkan bahan-bahan untuk suatu operasi yang belum di tentukan pada
2005, dan kelompok ini pernah mencuri 122 butir peluru ukuran 5,56 mm, 48 butir
peluru kaliber 9mm, 16 butir peluru 11mm, dan sebuah granat tangan dari senjata
TNI di bandung. Kemudian di rancang namun sebelum itu Juli di tangkap oleh
aparat keamanan.
Kelompok ini melakukan upaya pembunuhan sebanyak dua
kali kepada mantan Wakil Ketua MPR matori Abdul Jalil karna di duga mendukung
kelompok kristen dalam konflik Ambon, upaya itu di lakukan pada tanggal 5 maret
2000 oleh dua pelaku anak buah Haris Fadilah alias Abu Dzar, mertua Umar
Al-Faruq (tokoh Al Qaeda yang di tangkap di indonesia).
Pembunuhan
terhadap matoni di lakukan dengan berbagai cara :
- Pengintaian (surveillance)
- Penetapan jadwal pembunuhan 5 maret 2000
- Senjata yang akan di gunakan pistol FN 45 seri 158 5794 US ARMY dan golok
- Menelepon rumah pada hari-H jam 08.30 WIB
- Bertamu dengan berpura-pura menawarkan jasa interior rumah
- Ketika matori sibuk melihat-lihat brosur lalu seorang berusah menembak matori
- Namun, pistol yang di pakai macet dan akhirnya matori di bajok di bagian kepala belakang
- Melarikan diri
Pada september 2007 merek aberusaha melakukan
pembunuha dengan atrget Jhon Howard, warga Amirika Serikatyang tinggal di
bandung, dia menjadi sasaran karena diduga sebagia seorang agen ACI yang
bertuags di bandung. Kelompok ini tidak beroperasi sendirian namun menjalin
kerja sama dengan Angkatan Mujahidin
Islam Nusantara (AMIN), Majelis Mujahidin Indonesia, Jamaah Islamiyah, dan
Jamaah Tauhid Wal Jihad.
Kemudian
kelompok ini mulai melemah dan mengalami penurunan, penyebabnya adalah :
- Pemimpin yang sudah tua
- Masalah keuangan
- Beragamnya latar belakang profesi
- Konflik antar anggota
- Tertangkapnya apra tokoh
Kelompok Teroris Indonesia mempunyai latar
belakang yang berbeda, dan memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk menegakkan agama islam denga jihad qital, kelompok
ini juga beroperasi di wilayah yang berbeda-beda namun hubungan kerja sama
mereka sama yaitu Jamaah islamiyah, dan menganut ideologi yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar